Minggu, 13 April 2014

Pulau Ahee, Pulau Indah di Laut Nabire Yang telah di rusak



Pengantar
Kota Nabire akhir-akhir ini dihebohkan dengan permasalahan pengelolaan PulauAhe, permasalahan menjadi ramai
Karena dalam masyarakat terjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mempertahankan Tuan Arni dan kelompok yang tidak menghendaki Tuan Arni di PulauAhe, Distrik Mora.
Permasalahan ini diselesaikan melalui berbagai cara, mulai dengan membuat pernyataan dan saling menanggapi di harian Papuapos nabire, pertemuan yang difasilitasi oleh DPRD Nabire hingga akhirnya Bupati Nabire sendiri turun tangan dengan jalan menggelar pertemuan di Pulau Ahee, yang menghasilkan beberapa keputusan.

Pulau Ahee yang indah
Ada pengalaman menarik yang perlu kita pertimbangan, Di kotaTimika, dahulu ada sebuah tempat orang bertamasya yaitu Kali Selamat datang, Distrik Mimika Baru, saat di kelola oleh seorang bule, tempat ini teratur, ramai dikunjungi orang, dan pemilik tanah adat mendapat pemasukan dari pengelolaan tempat wisata, Kali Selamat Datang ini. Pada suatu saat ada seorang investor local melakukan pendekatan dengan pemilik tanah, untuk mengelola tempat wisata ini, akhirnya bule ini diminta berhenti mengelola tempat wisata, Kali Selamat Datang, namun akhirnya rencana investor local ini tidak terealisasi sehingga sampai sekarang tempat wisata itu menjadi tempat wisata yang mati.
Dari cerita yang kami dapat Tuan Arni, mulaiada di nabire sejak tahun 1995 segala upaya untuk menyiapkan pulau ahee sebagai sebuah pulau tempat wisata telah dilakukan dengan konsep Ekowisata, wisata yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar,  kini pulau ahee, menjadi berbeda dengan pulau-pulau lain di Nabire, Pulau Ahee kini telah menjadi Daerah Tujuan Wisata (DTW). Ibarat seorang petani membuka hutan untuk tujuan membuat kebun kopi, tahun 1995, kebun ini masih hutan, kini daerah yang dahulu hutan, telah menjadi perkebunan kopi lengkap dengan pabriknya lalu, petani yang menebang hutan ini diminta tinggalkan kebun kopi dan pabrik tersebut. Begitulah kira-kira gambaran persoalan Ahee, Arni dan Pemda Nabire belakangan ini
Sebagai salah seorang warga kota nabire yang sering bepergian kekota lain, kami melihat kehadiran seorang Arni adalah Aset pentingNabire, sehingga jangan di pindah ketempat yang tidak tepat, karena ada kemungkinan nasibnya akan sama dengan apa yang terjadi di Timika, banyak daerah wisata di Indonesia menjaditerkenaldandikunjungiwisatawandomestikdanmancanegarasetelah dipromosikan oleh person tertentu yang telah mempunyai jaringan dan akses kepada dunia wisatawan, yang merupakan asset pentingbagipemerintahdan masyarakat, Lembah Baliem menjadi terkenal karena adanya person yang mempromosikan melalui jaringan komunikasinya, begitu juga dengan bali saat ini dijuluki sebagai Pulau Dewata, karena adanya person yang mempromosikannya.

Prokontra dalam masyarakat
Dalam pengetahuan kami, ditempat yang dapat dijadikan sebagai kebun mendapatkan uang sangat sarat kepentingan baik kepentingan dari masyarakat adat terkait dengan kepemilikan hak ulayat, aparat keamanan terkait dengan dana pengamanan, pemerintah terkait dengan retribusi, investor terkait dengan investasi yang dapat mendatangkan dana yang besar.
Dalam pengalaman kami menangani persoalan di Degeuwo, prokontra dalam masyarakat biasanya diciptakan oleh investor baru, jurus yang dipakai adalah dengan menjelek-jelekan investor yang ada seakan-akan dia malaikat, kadangkala juga investor yang baru ini menggandeng pemerintah dengan janji-janji yang menggiurkan seakan-akan dia akan membantu pemerintah, namun akhirny amengecewakan pemerintah juga,untuk menggeser atau berupaya menggeser mereka yang sedang berupaya, jurus lain juga adalah mencari tau asal-usul wilayah SDA, terkait kepemilikan tanah di tempat itu, dan mulai mengatakan siapa marga asli pemilik tanah adat mana yang bukan asli, seakan-akan dia mau melakukan pemetaan tanah adat, seakan-akan dia mau menjad iseorang Antropolog. Jurus-jurus ini yang kadangkala memecahbelah persaudaraan dalam masyarakat, memecahbela masyarakat dengan pemeritah.Dalam pro kontra PulauAhee dapat diduga juga karena Tuan Arni seorang berbangsa belanda mungkin juga ada pihak-pihak yang memandang upaya pemberdayaan yang dilakukan dengan kacamata politis yang sempit,

Terimakasih Tuan Arni
Dalam konteks PulauAhee, semua orang tidak bisa mengatakan tidak, pulau ini di buat indah, banyak mamalia menjadi jinak, orang bisa menyaksikan ikan dalam jarak yang dekat semua ini terjadi karena kemampuan yang dimiliki oleh Tuan Arni, pemberdayaan penduduk local juga dilakukan oleh Tuan Arnie, yang belum tentu dapat dilakukan oleh perusahaan yang mengambil emas dan kayu di Nabire.
Dalam hal pengelolaan pulau ahee oleh pemerintah akan tepat jika pemerintah nabire menyiapkan regulasi yang pengelolaan tempat wisata di nabire, untuk mengatur kewenangan pemerintah terkait obyek wisata di Nabire secara umum, bukan sepotong-sepotong, sehingga dapat menimbulkan berbagai tanggapan, seperti yang sedang terjadi terkait sengketa Pulau Ahee. Pemerintah belum tentu memiliki SDM yang memiliki kemampuan untuk menangani pulau ahee, sehinnga sangat tepat pemerintah membolehkan Tuan Arni melanjutkan kegiatannya, namun pemerintah dengan perda yang dibuat mengambil manfaat ekonomis dari pemanfaatan pulau sebagai tempat wisata. Dina Pariwisata Nabire diminta menyiapkan sebuah pulau sebagai tempat wisata yang terbuka untuk umum, yang manajemennya serta perencanaan wisatanya dapat disiapkan dengan orang yang ahli seperti Tuan Arni, akhirnya sebagai seorang warga nabire dan Pimpinan Dewan Adat Papua, saya hanya mau mengucapkan terimakasih kepada Tuan Arni yang telah membuat Nabire yang adalah Pintu Gerbang wilayah adat Meepago menjadi Daerah TujuanWisata (DTW) namun kini Pulau Ahee tinggal cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar