Senin, 14 April 2014

Tanaman dan binatang endemik di Meeuwo, Paniyai, Papua


Masyarakat Adat Suku Mee untuk menanam tanaman asli (Totaiyo) menurut leluhur Suku Mee/Ekagi, makanan ini sangat terkait dengan spritualitas orang mee karena berasal dari tubuh seorang pencipta suku mee yaitu Koyeidaba  dipekarangan rumah seperti;
Sayur hitam (Digiyonapo),
Pisang (Jenis Kugou),
Tebu (Jenis Pogiye),
Keladi (Jenis (tigiboke),
Sayur lilin merah (dege yatu),
Bayam merah (dege idaya),
Pohon udee berwarna merah (dagu),
Ubi jenis (Kadaga);

Ubi jenis Kadaga, biasanya ditanam bibitnya namun batangnya akan menjalar di kayu yang menjadi penyangga, lalu ubi jenis ini akan berbuah di pinggiran kayu yang menjadi penyangga.

FUNGSI TOTAIYO
Tanaman ini lebih banyak sebagai makanan, tetapi kalau adanya penyakit dalam, seperti luka didalam maka masyarakat akan mengkonsumsi sayur hitam sebagai obatnya
Dalam upacara adat seperti ritual adat (Kaboduwai) untuk meletakan dasar, membangun relasi kembali dengan leluhur, membangun keserasian dengan leluhur, yang dipakai adalah Pohon udee, tebu pogiye, dan keladi tigiboke.

Binatang Endemik
Ikan Biney;
Hanya digunakan untuk konsumsi.

Udang yang ada di Danau Paniai
Kogiya (Jenis udang yang paling besar= Sama dengan udang dilaut),
Kenia (Jenis udang yang paling kecil)
Wetokebo

Pohon Udee yang berwarna hijau (deega) artinya jenis bahaya apapun dia tidak akan kena.Untuk menyembuhkan luka panah saat perang, kalo ada luka badan luka dalam maka daun itu dalam tubuh;
Jika ada luka ditubuh maka dapat ditempelkan ditubuh, sebagai plester luka.
Contoh: Pada saat perang 69  di kamuu, bakopode mote, terkena tembakan dengan senjata dibadan dia masukan daun kedalam dan saat luka mulai sembuh maka dia cabut dan beberapa saat luka akan sembuh.

 Jenis-jenis kayu
Kayu Digi, digunakan untuk pagar, untuk bahan bangunan rumah;
Kayu Obai, digunakan untuk pagar, untuk bahan bangunan rumah;
Kayu Tipa, digunakan untuk pagar, untuk bahan bangunan rumah dia ada buahnya;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar